BANDUNG BARAT, InfoLensaNews.id – Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif melantik sejumlah pengurus Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar di Rumah Makan Ma’Neng, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong pada Sabtu, (20/4/2024).
Pelantikan sejumlah pengurus KUD Puspa Mekar tersebut dilaksanakan saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dihadiri ratusan anggota KUD Puspa Mekar dan berbagai komponen terkait lainnya.
Arsan mengapresiasi jajaran pengurus dan anggota KUD Puspa Mekar lantaran telah mampu menjabarkan amanah Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Yang dimana, Koperasi Wajib Melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) minimal setahun sekali dan menjadikan RAT sebagai kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan demokrasi koperasi.
“Sektor peternakan memegang peranan strategis dalam perekonomian Indonesia,” kata Arsan dalam sambutannya saat RAT KUD Puspa Mekar di Rumah Makan Ma’Neng, Kecamatan Parongpong.
Ia pun menjelaskan, KUD Puspa Mekar merupakan koperasi yang bergerak secara umum di bidang peternakan khususnya sapi perah.
Menurutnya, keberadaan koperasi ini sangat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
Saat ini, populasi sapi perah di KBB sekitat 25.000 ekor yang kebanyakan berada di wilayah Utara Bandung Barat.
Sementara, jumlah anggota KUD Puspa Mekar sebanyak 488 orang dengan populasi sapi perah milik anggota KUD Puspa Mekar 2.110 ekor (laktasi 1.111 ekor).
“Produksi Susu di KBB memegang peranan sangat penting baik di tingkat nasional maupun regional Jawa Barat. KUD Puspa Mekar menghasilkan susu rata-rata sebanyak 11.500 liter/hari,” paparnya.
Meski demikian, Arsan berpesan kepada para peternak yang tergabung dalam KUD agar selalu dapat memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan. Terutama, dalam masalah rantai dingin untuk memperlambat pertumbuhan bakteri.
Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB akan melaksanakan pembinaan kepada para peternak sapi perah supaya dapat meningkatkan produksi susu dan pakan yang berkualitas.
“Peternak juga harus selalu dapat menjaga lingkungan sekitar kandang sapi dengan membuat biogas supaya limbah kotoran sapi tidak dibuang dimana saja dan bermanfaat,” tuturnya.
Ia pun mengimbau, kepada para peternak untuk mengelola kotoran hewan dalam wadah komunitas dan dapat menjualnya melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Saya akan mengajak para petani dan PNS KBB untuk menggunakan pupuk organic dan produksi local dengan membelinya di UMKM,” pungkasnya. ***