Bupati Bandung Launching Program Insentif Untuk Ribuan Ustadz

BANDUNG, InfoLensaNews.id – Bupati Bandung Dadang Supriatna resmi melaunching program insentif bagi sebanyak 1.070 ustadz/ustadzah di wilayahnya.

Ribuan ustadz/ustadzah menyaksikan langsung launching program insentif dari Pemkab Bandung melalui BAZNAS di Gedung Mohamad Toha, Kompleks Pemkab Bandung, Soreang, Rabu (28/8/2024).

Bupati Dadang Supriatna mengatakan, insentif bagi para ustadz/ustadzah dari Pemda Kabupaten Bandung yang disalurkan melalui BAZNAS Kabupaten Bandung itu bermanfaat dan berkah.

Alasan diadakannya program insentif itu lantaran saat Dadang menjabat sebagai Kepala Desa Tegalluar dirinya tidak memiliki uang. Namun, roda pemerintahan harus tetap berjalan.

“Sehingga pada saat itu saya sudah bisa memberikan perhatian kepada ustad dan ustadzah disamping perangkat desa, LKMD waktu itu,” katanya.

Saat itu lebih lanjut Dadang, para ustadz/ustadzah di desanya diberikan insentif. Tiba-tiba, ada kejadian seorang ustadz sakit usai istrinya menemuinya.

“Ustadz yang sakit itu dibawa ke RSHS Bandung, setelah sehat belum bisa pulang karena tak punya uang. Akhirnya saya ke rumah sakit untuk membayar biaya pengobatan,” katanya.

Pasca dari rumah sakit, dirinya berkata dalam hati jika Dadang diberi kepercayaan menjadi kepala daerah ingin memberikan insentif kepada para ustadzah di Kabupaten Bandung.

“Maka lain saukur sa-Desa Tegalluar hungkul ustadz ustadzah, tapi sa-Kabupaten Bandung saya akan berikan insentif,” ucapnya.

Setelah itu, Kang DS ketemu dengan Ketua PC NU Kabupaten Bandung KH Asep Jamaludin. Dirinya ditanyai Asep Jamaludin tentang alasannya menjadi Bupati Bandung.

“Pertama, saya ingin memuliakan ulama. Kedua, saya ingin masuk ke surga,” katanya.

Disaat ia kampanye pada Pilkada lalu, sempat ada yang mencibir. Di mana uangnya untuk memberi insentif kepada guru ngaji, para petani, program pinjaman bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.

“Saya menjawab pada saat itu, berikan kesempatan kepada Dadang Supriatna. Maka saya mampu untuk melaksanakan. Itu cerita empat tahun kebelakang atau sekitar tahun 2020, karena saat ini sudah tahun 2024,” kata Kang DS.

Begitu ia dilantik jadi Bupati Bandung, tidak semua anggota DPRD Kabupaten Bandung setuju karena anggaran untuk insentif guru ngaji Rp 109 miliar per tahun. Kendati anggaran insentif guru ngaji besar, tidak ada anggaran untuk program lainnya yang dicoret.

“Bahkan anggaran surplus. Itu hikmahnya memuliakan para ulama. Itu fakta,” ucapnya.

Seiring dengan perkembangan, ia mengatakan ada tiga muatan lokal untuk para siswa di sekolah yaitu Pendidikan Pancasila dan UUD 1945, Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda serta Belajar Mengaji dan Menghafal Al-Quran.

“Maka guru ngaji ini hadir di sekolah, supaya tiap bulan insentif ini berjalan rutin,” harapnya.

Kang DS mengungkapkan bahwa disaat kampanye ada 16.800 ustad ustadzah, setelah dilantik ada 23.000 orang. “Tapi tidak jadi masalah, yang penting datanya valid atau benar. Berapa pun jumlah guru ngaji maupun guru agama, saya berikan insentif,” kata orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini.

Bupati Bedas ini menyebutkan saat pelaksanaan Rembug Bedas dan Bunga Desa, ternyata menemukan masih banyak guru ngaji yang belum terakomodir dan diberikan insentif. Makanya, ia minta data ke Kantor Kemenag Kabupaten Bandung.

“Maka pada hari ini saya minta kepada para camat, kades dan pihak lainnya silahkan untuk dicatat semuanya ustadz ustadzah mana yang sudah mendapatkan insentif melalui Dinas Pendidikan, guru ngaji yang datang ke sekolah dan mana yang belum diberikan insentif,” ungkapnya.

Ia juga berharap kepada Kepala Kantor Kemenag untuk mensortir dan memfilter, sehingga ke Dinas Pendidikan dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat untuk membantu Kemenag siapa by name dan by andreasnya.

“Kuncinya tetap di Kemenag. Ini secara aturan tanggung jawab Kemenag. Tetapi tak apa, yang penting para ustadz ustadzah di Kabupaten Bandung akan diperhatikan oleh saya. Tidak usah saling salahkan,” ucapnya.

Setelah tercatat, imbuhnya, pada APBD perubahan uangnya dititipkan di BAZNAS. Ada permintaan tambahan dari Ketua BAZNAS untuk tahun 2025, yang penting ada datanya.

“Jangan sampai salah datanya. Saya minta Kabag Kesra, Disdik dan sama Asisten, saya minta data ini lengkap. BAZNAS silahkan rekonsiliasi, mumpung masih dalam persiapan sebelum pembahasan. Silahkan para camat untuk diundang, para kades minta zoom meeting. Saya harap para ustad ustadzah dan guru agama lainnya semuanya diberikan perhatian. Anggaran tidak perlu khawatir,” jelasnya.

Dengan adanya keberpihakan kepada para ulama dan program masyarakat lainnya, mantan Anggota DPRD Kabupaten Bandung ini, mengatakan, Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung yang sebelumnya Rp 960 miliar, sekarang sudah Rp 1,4 triliun.

“Saya baru bekerja tiga tahun, APBD Kabupaten Bandung yang asalnya Rp 4,6 triliun, hari ini sudah mencapai Rp 7,4 triliun. Ini skenario Allah SWT,” pungkasnya. *(Fendy)