BANDUNG BARAT, InfoLensaNews.id – Pemkab Bandung Barat akan merelokasi ratusan warga terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong RT 04 RW 03, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga.
Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk merelokasi sebanyak 44 Kepala Keluarga (KK) di wilayah tersebut.
“Alhamdulillah, warganya sudah mau direlokasi itu yang penting. Yang sulit itu, kalau kita mau relokasi masyarakatnya tidak setuju,” kata Arsan kepada wartawan, Jum’at (1/3/2024).
Arsan meninjau langsung kondisi riil ke lokasi bencana sekaligus bertatap muka dengan masyarakat terdampak pergerakan tanah tersebut.
Pihaknya akan mencarikan lahan rekolasi yang tidak jauh dari tempat sebelumnya, termasuk mencari sumber anggaran untuk penyediaan lahan dan sekolah yang roboh akibat bencana.
“Saya baru telepon ke pemerintah pusat dan provinsi, ini gimana solusinya? Saya juga berhubungan dengan pihak-pihak pemilik tanah yang luas disini, karena ini adalah kepentingan untuk masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, lokasi yang sebelumnya di tempati warga tersebut sudah tidak layak pakai. Oleh karena itu, Arsan memutuskan untuk merelokasi warga terdampak, sebagai upaya antisipasi korban jiwa dan bencana susulan.
Hingga saat ini, pergerakan tanah di lahan tersebut masih bergerak yang pergerakannya di prediksi mendapai 4 hingga 5 meter. Atas dasar itu, pihaknya menyatakan bahwa bencana tersebut telah masuk tanggap darurat.
Arsan menyebut, sebanyak 196 orang warga akan diungsikan sementara ke Islami Center. Pemkab Bandung Barat akan memfasilitasi pwara warga terdampak, sembari menunggu hasil kajian BMKG.
“Semua fasilitasnya akan dipenuhi, sambil menunggu bagaimana kajian BMKG. Kemudian kita berkoordinasi ke beberapa pihak supaya mencarikan lokasi (lahan relokasi),” sebutnya.
Ia pun menuturkan, untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa SD Negeri Babakan Talang akan menempati Madrasah yang berlokasi agak jauh dari tempat sebelumnya.
“Sekolah tidak boleh berhenti dan kegiatan belajar mengajar itu tidak boleh berhenti, makanya Kadisdik kita bawa,” tuturnya.
Untuk memastikan warganya aman, Arsan masih standbye beberapa saat lamanya sembari menjalin komunikasi dengan berbagai pihak di wilayah tersebut.
“Mudah-mudahan tidak terlalu mahal, apalagi kalau misal ada pihak yang bisa bantu. Makanya hari ini juga saya buat surat permohonan bantua ke pemerintah provinsi dan Pusat,” ujarnya.
Arsan juga telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) KBB untuk mengirimkan guru untuk menyediakan layanan trauma healing bagi warga terdampak.
“Disdik saya minta mengirimkan guru untuk layanan trauma healing dan sekarang sudah dalam perjalanan,” pungkasnya. *(Zen/Cep)