InfoLensaNews.id – Tirto Adhi Soerjo dikenal sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya sering disingkat T.A.S.
Meninggal di Batavia, 7 Desember 1918 pada umur 37 atau 38 tahun, adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia.
Keturunan Bangsawan
Tirto lahir sebagai Raden Mas Djokomono di Cepu, Blora Jawa Tengah 1880, sebagai keturunan Pangeran Sambernyowo atau Mangkunegara I, dari garis ibu. (Abstrak ; RM.Tirto Adhi Soerjo (1880 – 1918), Pelopor Pers Nasional, Editor Nina H. Lubis)
Ia berada di derajat ke-4 dari Kraton Solo, derajat ke-4 dari Panembahan Madura terakhir, dan derajat ke-4 dari R.M.AA. Tjokronegoro, Bupati Blora, yang memerintah sampai 1912.
Sewaktu kecil ia diberi nama Djokomono.
Ayahnya, R.Ngabehi Hadji Moehammad Chan Tirtodhipoero, seorang pegawai Kantor Pajak (collecteur) (Toer,1985: 9-10)
Raden Djokomono bukanlah anak tunggal. Ia memiliki sembilan orang saudara (tidak ada keterangan dari berapa orang ibu).
Kakaknya yang tertua, Raden Mas Tirto Adi Koesoemo, menjadi Jaksa Kepala Rembang, yang terkenal sebagai pemberantas penyelundupan candu.
Kakaknya yang lain, Raden Mas. Said, pada waktu menjadi jaksa di Cianjur, dimashurkan sebagai pemberantas lintah darat yang keras untuk wilayah Jawa Barat.
Novel Bumi Manusia
Nama Tirto Adhi Soerjo semakin dikenal luas, setelah novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer diangkat ke layar lebar.
Tirto yang dipanggil Minke dalam novel tersebut ini adalah Bapak Pers Nasional yang telah berkontribusi banyak untuk kebangkitan Indonesia.
Tirto adalah sosok manusia yang berani melawan ketidakadilan dan mampu membuka pikiran banyak orang melalui pers.
Fakta-fakta
1.Perintis Persuratkabaran Indonesia
Tirto adalah perintis persuratkabaran dan kewartawanan Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Mendirikan tiga surat kabar yaitu Soenda Berita (1903), Medan Prijaji (1907), dan Poetri Hindia (1908).
Salah satu surat kabar terbitan Tirto yaitu Medan Prijaji merupakan surat kabar nasional pertama yang menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia).
Terbit di Bandung dan seluruh pekerjanya merupakan pribumi asli. Medan Prijaji adalah pengawal pribumi membentuk identitasnya.
Pandangan-pandangannya tanpa campur tangan orang luar. Surat kabar tersebut bergerak merupakan perusahaan milik pribumi sendiri.
2.Bapak Pers Nasional
Pada tahun 1973, di kukuhkan sebagai Bapak Pers Nasional oleh Dewan Pers RI.
Pengukuhan itu wajar dan tepat, sebab kontribusi dan perjuangannya dalam dunia pers dan kewartawanan sangat luar biasa.
Tirto merupakan orang pertama yang berani mengkritik pemerintah kolonial Belanda dengan tulisan yang pedas.
Dia manusia yang menganggap pers sebagai media yang bertugas untuk memajukan dan memahami hak-hak rakyat. Meskipun keturunan bangsawan yang hidupnya enak, dia tetap memperjuangkan hak-hak rakyat.
3.Pendiri Serikat Prijaji
Pada tahun 1906, Tirto mendirikan organisasi pribumi pertama yang bernama Serikat Priyayi.
Organisasi pertama yang ada di Indonesia sebenarnya bukan Boedi Oetomo (20 Mei1908). Sebelum itu, Tirto sudah membangun Serikat Priyayi, sebagai wadah untuk memajukan bangsa.
Organisasi ini beranggotakan 700 orang dari berbagai wilayah di Hindia Belanda. Tetapi sayang tidak bertahan lama.
4.Pendiri Serikat Dagang Islam
Pada 5 April 1909, Tirto Adhi Soerjo mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Bogor. Tujuannya untuk menyebarkan gagasan dan memajukan perdagangan rakyat pribumi.
Orang lebih sering mendengar nama H. Samanhoedi, daripada Tirto dalam membangun Serikat Dagang Islam.
Serikat Dagang Islam di Bogor padahal lebih dulu dari pada di Surakarta.
5.Kuliah di STOVIA
Tirto pernah sekolah di STOVIA (School tot Opleiding vab Indische Artsen) selama 6 tahun. STOVIA merupakan sekolah pendidikan dokter pada zaman Hindia Belanda.
Tirto yang memiliki keturunan bangsawan lebih memilih sekolah pendidikan dokter daripada harus bergelut di dunia pemerintahan.
Tetapi belum sempat lulus sebagai dokter, Tirto di keluarkan. Hanya karena memberi resep obat yang bukan kewenangannya kepada sahabatnya yang kurang mampu. *tri